PANDANGAN HIDUP SEORANG MUSLIM

Dewasa ini, sering kita dengar dan lihat berbagai pemahaman yang menyimpang dari ajaran Islam muncul di tengah-tengah masyarakat. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa pekerjaan rumah tangga tidak patut dikerjakan bagi para wanita. Pekerjaan rumah tangga bagi mereka adalah penghinaan bagi kaum wanita. Apalagi jika seorang istri tersebut memiliki penghasilan lebih tinggi dari suami.

Bagi mereka kedudukan wanita adalah sama dengan kaum laki-laki. Tidaklah masalah jika seorang wanita menjadi pemimpin bagi kaum laki-laki. Bahkan dalam sholat sekalipun. Inilah mereka yang telah terkena paham kesetaraan gender.

Lain halnya dengan orang-orang yang berpaham sekuler. Syed Muhammad Naquib al-Attas dalam Islam and Secularisme, mengungkapkan bahwa sekulerisme merupakan paham yang berpendapat bahwa kebenaran adalah yang berdasarkan atas tempat di mana manusia tinggal dan di saat dia hidup, yakni dunia. Karena tempatnya di dunia maka semuanya menjadi tidak sakral lagi. Dengan perkataan lain bahwa mereka telah memisahkan kehidupan dunia dari ajaran agama.

Oleh karena itu, moralitas dianggap bersumber pada nilai-nilai yang diciptakan manusia itu sendiri. Maka tidak jarang kita temukan seorang Muslim tapi dia pencuri. Atau seorang muslimah tapi ia menjadi pelacur. Bagi mereka pelacur adalah pekerjaan –dalam artian perkara yang bersifat dunia. Dan itu sah-sah saja. Sedangkan agama bagi mereka hanya sebagai label saja.

Jika kita telusuri lebih jauh, maka semakin banyak lagi pemahaman menyimpang kita temukan. Pemahaman yang demikian ini jika dibiarkan tentu akan merusak pemikiran umat Islam.

Proses Terbentuknya …
Setiap yang berakal tentu memiliki sebuah cara pandang dalam memaknai hidup dan kehidupan ini. Hamid Fahmi Zarkasyi menyatakan bahwa secara awam pandangan ini sering diartikan sebagai prinsip hidup atau filsafat hidup. Terkadang juga sering disebut sebagai paradigma. Namun secara sederhana pandangan hidup ini dapat dimaknai sebagai asas bagi perilaku manusia. Sehingga setiap aktifitas manusia dapat dilacak pada pandangan hidupnya.

Pandangan hidup sejatinya merupakan sebuah sistem yang dibangun atas berbagai elemen. Di dalam pandangan hidup Islam, elemen-elemen penyusun itu antara lain adalah konsep tentang hakekat Tuhan, konsep realitas, tentang ilmu, tentang wahyu, tentang penciptaan, tentang nilai dan kebajikan, tentang kebahagiaan, dll. (Naquib al-Attas, 1996) Antara satu elemen dengan yang lainnya saling berkaitan. Kemudian berakumulasi dalam pikiran yang pada akhirnya membentuk pandangan hidup. Oleh karena itu, proses pembentukan pandangan hidup itu tidaklah sederhana.

Namun demikian, setiap yang berakal akan berproses membangun pandangan hidupnya. Sebab, menurut Fahmi Zarkasyi bahwa pandangan hidup seseorang terbentuk dari adanya akumulasi pengetahuan dalam pikiran, konsep-konsep serta sikap mental yang dikembangkan sepanjang hidupnya.

Namun perlu diketahui bahwa ilmu pengetahuan itu sendiri merupakan ide-ide, kepercayaan, dan lain-lain yang kemudian membentuk suatu totalitas konsep yang saling berkaitan dalam sebuah jaringan dalam pikiran kita. Kesatuan konsep inilah yang kemudian membentuk pandangan hidup seseorang.

Islam sebagai din, memilki al-Qur’an sebagai sumber dari ilmu pengetahuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap kali Nabi menerima wahyu, beliau kemudian mengajarkannya kepada para sahabat. Pengetahuan yang bersumber pada wahyu tersebut, diterima oleh para sahabat dan akan menjadi bagian dari struktur pandangan hidupnya. Oleh karena itu, bangunan pandangan hidup dapat terbentuk melalui ilmu pengetahuan.

Pandangan Hidup Muslim ...
Islam, sebagai pandangan hidup telah memiliki konsep yang jelas sejak pertama kali diturunkan. Yang membedakan pandangan hidup Islam dengan yang lainnya. Misalnya, untuk masuk Islam, seorang harus meyakini dan mengikrarkan pernyataan “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”. Konsekuensi dari keyakinan dan pengikraran ini menuntut seseorang untuk mematuhi segala aturan Allah yang dibawa oleh utusan-Nya, Nabi Muhammad. 

Islam juga mengajarkan tentang integrasi antara dunia dan akhirat. Artinya segala yang ada di dunia ini akan mendapatkan pertanggungjawaban di akhirat kelak. Kehidupan dunia tidaklah terpisah dari kehidupan akhirat. Sehingga bagi seorang Muslim, dunia ini merupakan ladang amal sebagai bekal di akhirat.

Seorang muslim sejati memiliki pandangan hidup berdasarkan wahyu Ilahi. Muslim yang berprinsip hidup Islam memahami bahwa tujuan hidup ini adalah untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana firman Allah “dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz Dzariat : 56)
Sehingga segala potensi kehidupannya akan dikerahkan untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya. Dan ia pun akan berusaha untuk menjauhi setiap larangan-Nya. Oleh karena itu, seorang Muslim sejati dengan tegas akan menyatakan bahwa sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku karena Allah semata.

Maka apa pun bentuk profesinya, sesungguhnya seorang muslim yang memliki pandangan hidup Islam, akan melihat dirinya sebagai hamba Allah. Melalui profesinya, ia mengabdikan dirinya kepada Allah. Misalnya, seorang guru muslim yang memiliki pandangan hidup Islam akan senantiasa mengajarkan ilmu dengan niat mencari ridha Allah. Melalui proses pendidikan yang dilakukannya, ia berusaha untuk mampu menghasilkan generasi penerus perjuangan Islam. Oleh karenanya, materi-materi ajarnya tidak akan pernah terlepas dari nilai-nilai Islam.

Atau seorang pengusaha muslim yang selalu disibukkan dengan bisnisnya, ia kan tetap taat menjalankan ibadah. Meskipun berlimpah kekayaannya, ia tetap zuhud dengannya. Hartanya tidak dapat menjadikan dirinya sombong. Akan tetapi dengan ikhlas dia akan menginfakkan hartanya untuk perjuangan Islam.

Demikian halnya dengan seorang pemimpin atau tokoh masyarakat. Bagi mereka yang memiliki pandangan hidup Islam akan melihat kedudukannya sebagai amanah umat. Artinya fungsi kedudukan tercapainya kemashlahatan umat. Bukan sebagai peluang untuk meraup keuntungan.

Inilah pandangan hidup Islam yang mendasari kehidupan seorang muslim. Sebuah framework yang berlandaskan pada wahyu Ilahi.

Wallahu a’lam bishshawab….
Oleh : nafi' adh dhuha